Magnet bisa jadi berbahaya jika tertelan oleh seorang anak kecil. Tapi magnet yang satu ini sengaja dimasukkan ke dalam perut seorang bayi berusia beberapa bulan untuk menyelamatkan hidupnya. Kisah nyata ini dialami oleh bayi bernama Patrick Divricean.
Patrick dan saudaranya, Andrew dilahirkan secara prematur dengan berat badan hanya sekitar 4 pound. Sehari setelah kelahirannya, ibunya, Nelly Divricean mendapat kabar dari dokter bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan Patrick.
Patrick memiliki semacam gumpalan di ususnya yang membuat isi perutnya tidak dapat bergerak.
Bayi prematur tersebut terlalu kecil untuk menjalani operasi, akhirnya dari rumah sakit kecil tempatnya dilahirkan ia dipindahkan menuju pusat medis terdekat Primary Children dan ditangani oleh Dr. Eric Scaife. Disana Patrick diberikan kantong colostomy sementara sebelum operasi dilakukan.
Operasi menunggu sampai Patrick cukup besar dan bisa menjalani operasi. Enam bulan kemudian, orang tuanya membawanya kembali ke rumah sakit dimana ia akan menjalani operasi.
Dr. Scaife melakukan serangkaian pemindaian X-ray pada perut Patrick dan menemukan bahwa bayi tersebut memiliki lapisan membran yang tebal pada ususnya, keadaan ini disebut rectal atresia dan terjadi pada 1 banding 5.000 bayi.
Untuk membuat lubang pada membran tersebut, Dr. Scaife harus menjalankan serangkaian operasi dengan memotong bagian perut sampai tulang belakang bayi tersebut dimana operasi ini terlalu riskan dilakukan pada seorang bayi. Akibat dari operasi ini bisa fatal, bukan hanya operasi ini akan menyisakan luka yang besar pada bagian perut Patrick, jika terjadi kesalahan sedikit, operasi ini akan dapat tidak sengaja memotong salah satu syaraf yang akan menjadi masalah bagi Patrick sampai ia dewasa nanti.
Dr. Scaife memutar otak dalam mengambil keputusan ini, ia membayangkan bila Patrick adalah putranya apa yang harus ia lakukan untuk menghindari operasi. Akhirnya sebuah ide tercetus: magnet.
Jika magnet diletakkan pada salah tiap sisi sumbatan pada usus Patrick, daya tarik antar kedua magnet akan menciptakan lubang dan menghancurkan lapisan membran tersebut. Tapi ide ini masih belum pernah dilakukan dan tidak memiliki jaminan.
Meskipun magnet memang sudah digunakan oleh ahli operasi untuk melubangi usus, memperpanjang esophagus dan meluruskan bengkokan di dada, penggunaan magnet untuk operasi pada bayi masih merupakan inovasi yang terlalu baru. Demikian, orang tua Patrick setuju dengan metode ini.
Dr. Scaife memerlukan ukuran magnet yang tepat untuk membuat lubang di usus Patrick dan orang tua Patrick pun mulai mencari-cari magnet tersebut, di berbagai toko mainan, Toys R Us sampai akhirnya mereka menemukan magnet industri yang cukup kuat yang mereka beli secara online.
Dr. Scaife bersama beberapa rekan radiologi yang membantunya melakukan X-ray pada Patrick dan memperhatikan blokade pada ususnya dan memutuskan untuk segera melakukan inovasi dalam dunia medis ini. Administrasi Makanan dan Pengobatan tidak menyetujui penggunaan magnet ini sebagai peralatan medis, tapi Dr. Scaife telah berkonsultasi dengan beberapa rekannya dan bagaimanapun percobaan ini akan tetap dilangsungkan.
Prosedur ini pun dijalankan dan memakan waktu beberapa hari untuk mendorong magnet pada kedua sisi untuk mengeringkan jaringan tersebut sampai lemah dan terpecah. Magnet tersebut berhasil menciptakan lubang seperti yang diharapkan Dr. Scaife dan dibutuhkan waktu seminggu untuk mengeluarkan magnet tersebut dari usus Patrick.
Benar saja, ketika magnet tersebut keluar, diantara keduanya terdapat jaringan membran tebal yang menyumbat usus Patrick. Operasi tersebut telah berhasil.
“Magnetnya bekerja dengan baik — sangat sangat baik — baginya,” ujar Dr. Scaife.
Desember tahun 2009, enam bulan setelah kelahiran Patrick, orang tuanya menemukan pergerakan isi perut pertama kalinya pada popok yang dipakainya. Magnet yang dapat berbahaya pada anak kecil telah menyelamatkan nyawa anak ini dan menormalkan kembali pencernaannya.